say-no-to-wahabi1Di tulis oleh: Kang Karso

Nama NU adalah nama yang diberikan sendiri oleh para pendiri tokoh Nahdiyin/Nahdhatul Ulama oleh pendirinya (Kiyai Hasyim Asy ‘Ari) pada awal berdiri organisasi tersebut. Begitu juga Muhamadiyah juga penamaan yang disepakati oleh mereka para ulama pendirinya (Kiyai Ahmad Dahlan), begitu juga nama dari kelompok organisasi Islam lainya adalah suatu nama yang dinamakan sendiri dan diakui oleh pendirinya maupun pengikutnya. Namun WAHHABI sesuatu yang aneh, munculnya nama ini di berikan oleh orang kafir dan umat Islam ikut-ikutan memberikan gelar nama WAHHABI tanpa meneliti sejarah dari mana nama tersebut berasal.

Beberapa tahun belakangan ini nama WAHHABI menjadi sorotan yang sangat tajam oleh umat Islam terhusus di Indonesia. Wahhabi merupakan tudingan yang diarahkan kepada yang menisbatkan diri ke Manhaj Salaf/Salafush Shaleh Ahli Sunnah Wal Jama’ah yaitu orang yang beribadah lepas dari taqlid buta kepada ulamanya, meberantas Bid’ah, Khurofat, syirik, Tahayul, adat yang bertentangan dengan syari’at dan selalu beribadah diatas dalil Al-Qur’an juga Hadits shahih sesuai pemahaman generasi terbaik para Shahabat Radhiallahu’anhum ajma’in. Manhaj Salaf adalah bukan organisasi Islam, melakukan ibadah sesuai yang bersumber pada dua sumber rujukan Al-Qur’an dan Hadits. Sebagai mana para Ulama generasi Salaf terdahulu dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam> Shahabat> Tabi’in> Tabi’ut Tabi’in (termasuk Imam 4 Matzhab) dan generasi berikutnya para iman sebagai mujadid (pembaharu) yang selalu dakwah dengan mengajak kembali ke Al Qur’an dan Hadits dan tidak tertuduh mengajarkan bid’ah. Dari generasi-kegenerasi akan selalu muncul para imam mengajak dan meluruskan aqidah dari penyimpangan-penyimpangan umat Islam yang ia lakukan, untuk kembali ke Al-Quran dan Hadits dengan di bekali basiroh/ilmu pengetahuan aqidah yang shahihah yang kokoh.

Namun dari sekian pengikut Manhaj Salafush Shaleh Ahli Sunnah Wal Jama’ah dari penamaan Wahabi yang di tujukan untuknya, sebagian ada yang menerima dan sebagian menolak termasuk saya.Sampai saat ini nama WAHHABI mulai menyebar dari telinga ke telinga. Dari penyebaran nama tersebut ada dua penilaian yaitu antara sambutan positif maupun negatif.

Beberapa alasan penolakan dakawah Salaf Ahli Sunnah wal jama’ah adalah dakwah Wahhabi:

1. Penolakan dari sejarah Wahhabiisme.

Wahabi atau Wahhabiyyah/ Wahhabiisme adalah sebuah sekte Khowarij Abadhiyyah yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al-Khoriji Al-Abadhi.

Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H/abad ke 2 H di kota Thorat di Afrika Utara. firqoh ini dinamai dengan nama pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah.Aliran ini (Wahabi) sangat ditakuti karena sangat radikal, melawan penguasa,memusuhi kepada selain golonganya bahkan membunuh kaum Muslim. Pada masa itu nama Wahhabi sangat menakutkan karena kekejamanya.Wahhabi pada masa itu mengadopsi pemahaman Khowarij yang sangat extrim/radikal pemikiranya.

2. Nama Wahhabi berasal dari kaum Kafir.

Suatu hal yang jelas bahwa Inggris merupakan negara barat pertama yang cukup interest menggelari dakwah ini dengan “Wahhabisme”, alasannya karena dakwah ini mencapai wilayah koloni Inggris yang paling berharga, yaitu India. Banyak ‘ulamâ` di India yang memeluk dan menyokong dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhâb. Juga, Inggris menyaksikan bahwa dakwah ini tumbuh subur berkembang dimana para pengikutnya telah mencakup sekelompok ‘ulamâ` ternama di penjuru dunia Islâm. Selama masa itu, Inggris juga mengasuh sekte Qâdhiyânî (ahmadiyah) dalam rangka untuk mengganti mainstream ideologi Islam. (Lihat : Dr. Muhammâd ibn Sa’d asy-Syuwai’ir, Tashhîh Khathâ’ Târîkhî Haula`l Wahhâbiyyah, Riyâdh : Dârul Habîb : 2000; hal. 55). Mereka berhasrat untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka di India dengan mengandalkan sebuah sekte ciptaan mereka sendiri, Qâdhiyânî (Ahmadiyah), yaitu sekte yang diciptakan, diasuh dan dilindungi oleh Inggris. Sekte yang tidak menyeru jihad untuk mengusir kolonial Inggris yang berdiam di India. Oleh karena itulah, ketika dakwah Syaikh Muhammad bin‘Abdul Wahhâb mulai menyebar di India, dan dengannya datanglah slogan jihad melawan penjajah asing, Inggris menjadi semakin resah. Mereka pun menggelari dakwah ini dan para pengikutnya sebagai ‘Wahhâbi’ dalam rangka untuk mengecilkan hati kaum muslimin di India yang ingin turut bergabung dengannya, dengan harapan perlawanan terhadap penjajah Inggris tidak akan menguat kembali.* Banyak ‘Ulamâ` yang mendukung dakwah ini ditindas, beberapa dibunuh dan lainnya dipenjara.

Catatan :

W.W. Hunter dalam bukunya yang berjudul “The Indian Musalmans” mencatat bahwa selama pemberontakan orang India tahun 1867, Inggris paling menakuti kebangkitan muslim ‘Wahhâbi’ yang tengah bangkit menentang Inggris. Hunter menyatakan di dalam bukunya bahwa: “There is no fear to the British in India except from the Wahhabis, for they are causing disturbances againts them, and agitating the people under the name of jihaad to throw away the yoke of disobedience to the British and their authority.” (“Tidak ada ketakutan bagi Inggris di India melainkan terhadap kaum Wahhâbi, karena merekalah yang menyebabkan kerusuhan dalam rangka menentang Inggris dan mengagitasi (membangkitkan semangat) umat dengan atas nama jihâd untuk memusnahkan penindasan akibat dari ketidaktundukan kepada Inggris dan kekuasaan mereka.”) Lihat: W.W. Hunter, “The Indian Musalmans”, cet.1 di London: Trűbner and Co., 1871; Calcuta: Comrade Publishers, 1945, 2nd edn.; New Delhi: Rupa & Co., 2002 Reprint

3. Penamaan Wahhabi dari kaum Orientalis/Liberal.

“Kaum Orientalis terdahulu, menggunakan istilah ‘Wahhâbiyyah, Wahhâbî, Wahhâbis’ di dalam artikel-artikel dan buku-buku mereka untuk menyandarkan (menisbatkan) istilah ini kepada gerakan dan pengikut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb. Beberapa diantara mereka bahkan memperluasnya dengan memasukkan istilah ini sebagai judul buku mereka, semisal Burckhardt, Brydges dan Cooper, atau sebagai judul artikel mereka, seperti Wilfred Blunt, Margoliouth, Samuel Zwemer, Thomas Patrick Hughes, Samalley dan George Rentz. Mereka melakukan hal ini walaupun sebagian dari mereka mengakui bahwa musuh-musuh dakwah ini menggunakan istilah ini untuk menggambarkannya, padahal para pengikut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb tidak menyandarkan diri mereka kepada istilah ini.

Margoliouth sebagai contohnya, ia mengaku bahwa istilah ‘Wahhâbiyyah” digunakan oleh musuh-musuh dakwah selama masa hidup ‘pendiri’-nya, kemudian digunakan secara bebas oleh orang-orang Eropa. Walau demikian, ia menyatakan bahwa istilah ini tidak digunakan oleh para pengikut dakwah ini di Jazîrah ‘Arab. Bahkan, mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai “Muwahhidŭn”. (D.S. Margoliouth, Wahabiya, hal. 618, 108. Artikel karya Margoliouth yang berjudul ‘Wahhabis’ ini juga dapat ditemukan di dalam The First Encyclopaedia of Islam, 1913-1936 (New York: E.J. Brill, 1987 Reprint) vol.8 , hal.1087 karya M.T. Houtsma, T.W. Arnold, R. Basset, R. Hartman, A.J. Wensinck, H.A.R. Gibb, W. Heffening dan E. Lêvi-Provençal (ed) dan The Shorter Encyclopaedia of Islam (Leiden and London: E.J. Brill and Luzac & Co., 1960), hal. 619 karya H.A.R).

4. Nama Wahhabi selalu dijadikan senjata oleh sekte Syi’ah Rofidhoh.

Gelar Wahhabi yang diarahkan oleh kelompok Syi’ah Rafidhoh kepada ulama Salaf Ahli Sunnah merupakan senjata mereka yang paling ampuh untuk menghujam/menikam kepada ulama yang mendakwahkan manhaj Salaf Ahli Sunnah, dikarenakan para ulama Ahli Sunnahlah yang tahu dengan detail siapa sebenarnya kaum Syi’ah Rafidhoh, mereka Syiah adalah kaum zindiq/munafik yang menyelundup masuk Islam dan mengatasnamakan Islam. Disinilah Syi’ah punya peluang emas untuk menyerang kepada ulama Ahlus sunnah dengan gelar Wahhabi, yang memang sekte Wahhabi adalah sebuah aliran sesat seperti telah di uraikan diatas. Sehingga tidak terasa banyak umat Muslim yang terprofokasi akibat ulah dari kelompok Syi’ah Rofidhoh dengan berbagai cara tipu muslihat, berita dusta dan fitnah keji dilontarkan kepada ulama yang meneruskan dakwah para Salafush Shalih Ahli Sunnah Wal Jama’ah.

5. Yang mereka maksudkan Wahhabi adalah ajaran sesat dan menyesatkan.

Dari berbagai tulisan bantahan mereka, yang membenci dakwah Salaf Ahli Sunnah Wal Jama’ah adalah sebuah ajaran yang gampang mengkafirkan dan gampang menuduh sesat selain kelompoknya. Beranggapan Wahhabi adalah kelompok extrim/radikal, garis keras, berhati kaku, tidak lemah lembut didalam berdakwah, tidak patuh kepada ulama pendahulunya. Itulah dari sebagian alasan dan pengetahuan tentang ajaran Wahhabi yang kebanyakan umat Islam mengenal nama dari yang dimaksudkan kelompok WAHHABI.

Penilaian mereka terhadap dakwah Salaf sangatlah tidak benar dikarenakan ada beberapa kemungkinan diantaranya: belum tahu ajaran sebenarnya, diibaratkan empat orang buta mengenal gajah, yang satu cuma memegang telinganya, satunya lagi memegang belalainya, satunya lagi memegang perutnya dan yang terakhir cuma memegang ekornya, coba apa komentar dari empat orang buta berkata tentang gajah? tentu akan berbicra sebatas apa yang dia pegang dikarenakan tidak tahu persis seperti apa bentuk dan rupa gajah. Begitu pula mereka yang belum tahu tentang manhaj Salaf tentulah akan punya penilaian dan berbicara sesuai penilainya sebatas dia ketahui dikarenakan belum mengenal dengan benar tentang ajaran Manhaj Salaf Ahli Sunnah Wal Jama’ah.Ada kemungkina bagi mereka yang menuding Wahhabi sudah mengenal dan mengerti kebenaran ajaran Salaf, namun dikarenakan kebencian yang menutupi hatinya sehingga walaupun sudah dijelaskan, didakwahkan dengan gamblang namun tetap masih menolak dikarenakan kedengkian yangmengarat dihatinya, inilah faktor yang dominan untuk mereka yang sudah memahami kebenaran dakwah Salafi namun tetap menolak untuk itu kita kemballikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alla yang bisa memberi hidayah kepadanya.

Berikut saya lampirkan biografi singkat Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Yang di tuding julukan pendiri sekte Wahhabi:

Pada abad (12 H / 17 M) lahirlah seorang pembaharu di negeri nejed. yaitu: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Dari qabilah Bany Tamim. Tepatnya tahun 1115 H di ‘Uyainah di salah satu perkampungan daerah Riyadh. Beliau lahir dalam lingkungan keluarga ulama. Kakek dan bapak beliau merupakan ulama yang terkemuka di negeri Nejed. belum berumur sepuluh tahun beliau telah hafal Al Qur’an. ia memulai pertualangan ilmunya dari ayah kandungnya dan pamannya. dengan modal kecerdasan dan ditopang oleh semangat yang tinggi beliau berpetualang keberbagai daerah tetangga untuk menuntut ilmu seperti daerah Basrah dan Hijaz. Sebagaimana lazimnya kebiasaan para ulama dahulu yang mana mereka membekali diri mereka dengan ilmu yang matang sebelum turun ke medan da’wah.

Hal ini juga disebut oleh syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya “Usul tsalatsah”: “Ketahuilah semoga Allah merahmatimu. sesungguhnya wajib atas kita untuk mengenal empat masalah; pertama Ilmu yaitu mengenal Allah. mengenal nabinya. mengenal agama Islam dengan dalil-dalil”. Kemudian beliau sebutkan dalil tentang pentingnya ilmu sebelum beramal dan berda’wah. beliau sebutkan ungkapan Imam Buhkari: “Bab berilmu sebelum berbicara dan beramal. dalilnya firman Allah yang berbunyi:

Setelah beliau kembali dari pertualangan ilmu. beliau mulai berda’wah di kampung Huraimilak dimana ayah kandung beliau menjadi qadhi (hakim). disamping berda’wah beliau tetap menimba ilmu dari ayah beliau sendiri. setelah ayah beliau meninggal pada tahun 1153 H. beliau semakin gencar mend’wahkan tauhid. ternyata kondisi dan situasi di Huraimilak kurang menguntungkan untuk berda’wah di sana. selanjut beliau berpindah ke ‘Uyainah. ternyata penguasa ‘Uyainah saat itu memberikan dukungan dan bantuan untuk dakwah yang beliau bawa. namun akhirnya penguasa ‘Uyainah mendapat tekanan dari berbagai pihak. akhirnya beliau bepindah lagi dari ‘Uyainah ke Dir’iyah. ternyata masyarakat Dir’iyah telah banyak mendengar tentang dakwah beliau melalui murid-murid beliau. termasuk sebagian diantara murid beliau keluarga penguasa Dir’iyah. akhirnya timbul inisiatif dari sebagian murid-murid beliau untuk memberi tahu pemimpin Dir’yah tentang kedatangan beliau. Maka dengan rendah hati Muhammad bin Saud sebagai pemimpin Dir’iyah waktu itu mendatangi tempat dimana Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab menumpang. Maka terjalinlah disitu perjanjian yang penuh berkah bahwa diantara keduanya. Keduanya saling berjanji akan bekerja sama dalam menegakkan agama Allah. Dengan mendengar adanya pejajian tersebut mulailah musuh-musuh Aqidah kebakaran jenggot. Sehingga mereka berusaha dengan berbagai dalih untuk menjatuhkan kekuasan Muhammad bin Saud. Dan menyiksa orang-orang yang pro terhadap da’wah tauhid.

Dengan takdir Allah ‘Azza Wa Jalla ada kemiripan nama yaitu kedua nama mempunyai nama ABDUL WAHHAB,dengan adanya Wahhab inilah musuh-musuh dakwah Ahli Sunnah Wal jam’ah dari kalangan diluar Isalam dan dari kalangan Islam sendiri yang membenci dakwah Sunnah dengan hujjah-hujjah yang mematahkan argumen mereka yaitu dari kalangan internal Islam yang selalu menyebarkan fitanah keji kepada dakwah Salafi adalah dakwah yang sesat.Seandainya nama dakwah yang dinisbatkan kepada Syeikh Muhammad Bin Abdul Wahhab Seharusnya dengan nama MUHAMMADIYAH (pengikut Muhammad), dikarenakan nama beliau adalah Muhammad sedangakan Abdul Wahhab adalah nama kakenya.

Wallahu A’llam

Semoga Bermanfat untuk pribadi ana dan antum.

Kang Karso 16-Shofar-1434 H betepatan 29/12/2012 M